//
you're reading...
TELEMATIKA

Internet dan Buku, Mengapa Tidak?

Dua hari yang lalu saya ke Margonda bersama teman, ingin melihat ruko yang baru disewanya untuk dibuat kantor. Teman saya ini lagi berbisnis pulsa dengan sistem multi level marketing (MLM). Dia tergabung dengan V-Net. Karena prestasi dia bagus, oleh pusat dia diperbolehkan mendirikan V-Net Center untuk wilayah Depok.

Tapi di sini saya tidak ingin bicara lebih jauh tentang bisnis teman saya tersebut. Yang ingin saya ceritakan adalah bisnis tetangga sebelahnya. Hanya dua pintu dari ruko teman saya itu, ada sebuah kafe, namanya d’Space Cafe. Saya langsung tertarik untuk masuk kafe ini karena dari luar saya lihat beberapa orang anak muda sedang asyik surfing internet pakai laptop.

Saya sempat bertanya kepada waiter di sana, apakah hotspot-nya gratis atau bayar? Ternyata gratis, asal belanja minum dan atau makan. Saya semakin tertarik ketika dia bilang, di lantai dua ada perpustakaan juga. Wah, keren juga nih! Saya pun melangkah ke lantai 2.

Tanya punya tanya ternyata mereka dua usaha yang berbeda. Perpustakaan itu bernama Bubu. Di Depok mereka telah buka di tiga tempat. Perpustaannya cukup mungil, ada beberapa meja dan bangku terhampar. Di sini pengunjung bisa menyewa atau membaca di tempat. Untuk baca ditempat dikenakan biaya Rp 500 p er satu buku. Para pengunjung juga bisa surfing gratis.

Di lantai 3 ada lagi meja-kursi bagi mereka yang ingin bersantai. Bisa sembari baca buku atau sekadar browsing internet. Dan begitulah yang terjadi, di tengah orang yang asyik browsing ada juga yang lagi asyik baca buku.

Saya langsung membayangkan betapa akan maju negeri ini bila tersedia banyak tempat seperti d’Space dan Bubu, ada di satu tempat sekaligus. Bangsa ini, yang tingkat minat bacanya rendah akan bisa terdongkrak. Internet tidak harus mengalienasikan orang dari dunia buku, malah bisa saling menopang. Ini sekaligus menafikan pendapat yang ada selama ini, bahwa internet akan kian membuat kita semakin jauh dari buku bacaan.***

Discussion

2 thoughts on “Internet dan Buku, Mengapa Tidak?

  1. uDah laMa tErtarik baNget peNgen bUka uSaha sMacem ini, cOz aNak2 uSia sEkolaH d teMpat tiNggalku cMa sBuk di PS atau gAme online aja. faSilitas keMudahan internet jadi gak bermanfaat. makannya pengen punya usaha macam ini biar anak usia sekolah ( SMA, SMP, SD, atau bahkan TK) jadiin belajar sebagai hobi, n peNgetahuan sebagai makanan sehari- hari. boleh minta tips n triknya gak untuk memulai usaha semacam ini? tRima kasih..

    Posted by gEriMiiz | February 11, 2009, 11:40
    • Hello, gerimiiz…
      Mungkin saya bukan orang yang tepat untuk dimintain pendapat soal yang satu ini, karena saya bukan belum pernah membuka usaha seperti ini. Sekarang usaha saya baru di advertising dan media online. Saya juga baru punya mimpi untuk kelak punya usaha toko buku plus internet plus cafe murah dan nyaman. Tapi untuk sekadar gambaran mungkin bisa sekali-kali jalan-jalan ke M Point yang di Jeruk Purut. Ini punyanya Mizan Group. Atau di Bandung ada juga beberapa tempat toko buku kecil yang coba menerapkan hal seperti ini. Mungkin bisa bertanya-tanya ke mereka.

      Yang pasti, untuk keberhasilan suatu usaha kita harus tau dulu “siapa sebenarnya customer kita”, harus tau “insight”-nya sehingga kita tahu apa yang mereka butuhkan. Misalnya, tentang buku2 yg menarik minat mereka. Atau bagaimana pula habit mereka kalau membaca buku. Trus harus dipikirin pula tentang lokasi yang pas. Karena kalo lokasi kurang mendukung, nantinya akan sepi, yg ujung-ujungnya merugi. Banyak hal tentunya yg harus dipikirkan. Tapi di atas itu semua, teruslah berpikir, kawan….. 🙂

      Posted by d4ns | February 13, 2009, 17:28

Leave a comment

ARSIP

Silahkan tulis email Anda untuk mendapatkan artikel terbaru dari blog ini

Join 103 other subscribers